Trump Berubah Lagi, Pemerintah Amerika Serikat (AS) pimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan akan menjatuhkan tarif ke 2 negara Eropa. Hal ini terjadi saat presiden Partai Republik itu berupaya untuk menyeimbangkan defisit dalam neraca perdagangan biilateralnya.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya yang mengindikasikan perubahan sikap terhadap kebijakan luar negeri. Kali ini, dua negara disebut-sebut bakal menjadi korban baru dari kebijakan Trump jika ia kembali ke Gedung Putih pada Pilpres AS 2024.
Dalam berbagai kesempatan, Trump telah menunjukkan pendekatan keras terhadap mitra dagang dan sekutu AS, serta kebijakan proteksionisme yang dapat berdampak besar pada hubungan internasional. Dua negara yang paling terancam oleh sikap barunya ini adalah [Negara 1] dan [Negara 2].
Negara-Negara yang Berpotensi Menjadi Korban Baru
Irlandia – Target Perang Dagang Baru?
Irlandia diperkirakan akan menjadi salah satu negara yang paling terdampak ketika Presiden Trump mengumumkan putaran tarif baru akhir minggu ini. Hal ini disebabkan oleh posisi Dublin yang merupakan anggota dari Uni Eropa (UE), salah satu pihak yang kemungkinan akan terkena tarif yang tinggi dari Trump.
Inggris– Ketidakpastian Dukungan Militer
Kantor Independen untuk Tanggung Jawab Anggaran (OBR) Inggris telah memperingatkan bahwa perang dagang akan menghapus miliaran dolar dari pertumbuhan ekonomi. Ini juga hampir menghilangkan ruang gerak Menteri Keuangan Rachel Reeves untuk tetap mematuhi aturan yang ditetapkannya sendiri tentang pengeluaran dan pinjaman. Hal ini juga dapat menyebabkan kenaikan pajak lebih lanjut atau pemotongan pengeluaran jika dia ingin menghindari pelanggaran aturan fiskalnya.
Dampak Global dari Perubahan Sikap Trump
Jika kebijakan Trump ini benar-benar diterapkan, dunia akan menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan politik yang lebih besar. Investor global sudah mulai mengantisipasi perubahan kebijakan luar negeri AS, yang dapat memengaruhi harga saham, nilai tukar mata uang, hingga perjanjian perdagangan internasional.
Beberapa negara bahkan mulai menyusun strategi untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap AS, terutama dalam perdagangan dan pertahanan. Eropa dan Asia mulai meningkatkan kerja sama ekonomi dan militer untuk menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan AS.
Bagaimana Pasar Keuangan Bereaksi?
Setiap kali Trump memberikan pernyataan kontroversial tentang perdagangan dan kebijakan luar negeri, pasar keuangan global merespons dengan cepat. Saham-saham perusahaan yang bergantung pada perdagangan dengan AS bisa mengalami volatilitas tinggi.
Selain itu, dolar AS juga bisa mengalami fluktuasi akibat ketidakpastian kebijakan ekonomi. Jika Trump memberlakukan kebijakan proteksionisme secara agresif, nilai tukar mata uang negara-negara mitra dagang AS bisa terkena dampak besar.
“Terkait tarif, Perdana Menteri telah menegaskan bahwa ia akan selalu bertindak demi kepentingan nasional dan kami telah mempersiapkan segala kemungkinan menjelang pengumuman dari Presiden Trump, yang kami perkirakan akan berdampak pada Inggris dan negara-negara lain,” kata seorang juru bicara Downing Street.
Dampak pada Hubungan Diplomatik AS
Jika Trump kembali berkuasa dan menerapkan kebijakan yang lebih agresif, hubungan diplomatik AS dengan banyak negara bisa terganggu.
- Sekutu lama mungkin akan mencari mitra baru.
- Negara-negara berkembang akan semakin berhati-hati dalam bernegosiasi dengan AS.
- China dan Rusia bisa memanfaatkan situasi untuk memperkuat pengaruh mereka di panggung global.
Q&A: Pertanyaan Seputar Kebijakan Trump dan Dampaknya
Mengapa Trump sering mengubah kebijakan luar negerinya?
Trump dikenal sebagai pemimpin yang lebih fokus pada kepentingan domestik AS. Kebijakannya sering berubah tergantung pada kondisi politik dan ekonomi dalam negeri, serta strategi kampanyenya.
Bagaimana dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi global?
Jika Trump menerapkan kebijakan proteksionisme lagi, bisa terjadi perang dagang baru yang berdampak pada ekonomi global, termasuk harga barang, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Apakah negara-negara yang terkena dampak bisa mencari alternatif lain?
Ya, banyak negara mulai mencari mitra dagang baru atau memperkuat hubungan dengan negara lain seperti Tiongkok dan Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan terhadap AS.
Bagaimana sikap negara-negara yang berpotensi menjadi korban?
Sejumlah negara mungkin akan melakukan negosiasi ulang dengan AS atau menerapkan kebijakan balasan untuk melindungi kepentingan mereka, baik di bidang ekonomi maupun keamanan.
Kesimpulan
Perubahan kebijakan Donald Trump selalu menjadi sorotan dunia, dan kali ini dua negara berpotensi menjadi korban baru dari pendekatan politik dan ekonominya. Jika kebijakan proteksionisme dan pendekatan “America First” kembali diterapkan, maka dampaknya bisa sangat luas, tidak hanya bagi negara yang terkena langsung, tetapi juga bagi ekonomi dan stabilitas global.